Nasehat untuk Putriku

darmawajah
more beautiful with hijab
Wahai putriku…aku adalah seorang yang telah berusia lima puluh tahun. Usia muda telah aku lewati , aku tinggalkan kenangan, impian, lamunan-lamunan dengan segala ujian-ujian dunia. Aku telah mengunjungi banyak negeri dan berjumpa dengan banyak orang.

Wahai putriku…dengarlah kata-kataku, ucapan yang haq yang aku sampaikan dengan jelas dan gamblang. Semua yang aku sampaikan, adalah dari hidupku sendiri. Karenanya, mungkin engkau belum pernah atau tidak pernah mendengarnya dari orang lain.


Kami telah banyak menulis, menyeru, mengajak kepada ummat untuk menegakkan akhlak, menjunjung budi pekerti yang mulia, memberantas segala macam kerusakan jiwa dan mengendalikan hawa nafsu syahwat untuk melawan dan memberantas kebejatan moral. Semua itu terus aku sampaikan, terus aku tulis dan terus aku khutbahkan…sampai sampai pena yang aku pakai menjadi tumpul dan lidahku menjadi linu. Namun, tetap tiada hasil yang aku peroleh. Kemungkaran tetap berjalan dengan tenaganya tanpa mampu kita memberantasnya.

Wahai putriku…pintu perbaikan ada di hadapanmu. Kunci pintu ada di tanganmu. Jika engkau meyakininya dan engkau berusaha memasuki pintu itu, maka keadaan akan berubah menjadi baik.

Engkau benar putriku, bahwa kaum prialah yang pertama melangkah menempuh jalan dosa, bukan wanita, tetapi ingat putriku…bahwa tanpa kerelaanmu dan tanpa kelunakan sikapmu, mereka tidak akan berkeras melangkah maju. Puteriku..engkau telah membuka pintu kepadanya untuk masuk. Engkau berkata kepada pencuri:”Silakan masuk!”…dan setelah engkau kecurian barulah sadar. Baru engkau berteriak…”Tolong…tolong..tolong…aku kecurian..”

darmawajah
no porn no hell
Kalau engkau tahu bahwa laki-laki itu serigala dan engkau domba, pasti engkau akan lari, seperti larinya domba dalam ancaman serigala. Kalau engkau sadar, bahwa semua laki-laki itu adalah pencuri, pasti engkau akan bersikap hati-hati dan selalu menjaga diri seperti waspadanya seorang kikir menghadapi pencuri.

Kalau yang dikehendaki serigala dari domba adalah dagingnya, maka yang diinginkan laki-laki adalah lebih dari itu. Engkau tahu putriku..? laki-laki menginginkan lebih dari sekedar daging domba, dan bagimu lebih buruk dari kematian domba itu. Laki-laki menghendaki yang paling berharga darimu..yaitu harga diri dan kehormatanmu. Nasib seorang gadis yang direnggut kehormatannya lebih menyedihkan dari nasib seekor domba yang dimakan serigala.

Demi Allah, apa yang dikhayalkan oleh pemuda ketika ia melihat gadis ialah telanjang dihadapannya tanpa busana. Putriku..demi Allah jangan percaya pada omongan sebagian laki-laki, bahwa mereka memandang dari akhlak dan adabmu. Berbicara padamu seperti sahabat dan apabila mencintaimu hanyalah seperti teman akrab. Semua itu bohong..bohong…demi Allah ia bohong…!! Putriku ..apabila engkau mendengar sendiri pembicaraan antar mereka, engkau akan takut dan ngeri.

Wahai putriku…tidak ada seorang pria melontarkan senyumannya kepadamu, berbicara lembut dan merayu, memberikan bantuan dan pelayanan kepadamu, kecuali ada maksud tertentu. Setidak-tidaknya itu adalah isyarat bagi dirinya sebagai langkah awal. Apa sesudah itu wahai putriku..? Renungkanlah! Kalian berdua, bersama-sama berkencan, menikmati kelezatan yang hanya sebentar engkau rasakan,…sesudah itu, dia lupa dan pergi meninggalkan engkau. Dan engkau?…sungguh akan merasakan pahitnya dari pertemuan yang sebentar itu untuk seumur hidup, putriku.

Setelah itu engkau pelan-pelan merasakan sesuatu yang berat mengganjal di perutmu. Engkau sedih dan muram. Engkau bingung dan gelisah. Laki-laki yang membesarkan perutmu itu tidak dituntut atau dihukum oleh masyarakat yang dzalim, bahkan diberi ampun dan divonis bebas, dengan alasan: “Dia yang dulu sesat tetapi kini sudah bertobat.”

Tapi engkau….putriku? Engkau akan terus kecewa dan terus dihina sepanjang umurmu. Masyarakat tidak akan mengampuni dosamu , putriku!

Wahai putriku…apakah pantas harga kehormatanmu dibayar begitu murah, hanya dengan setangkai bunga, dan sederetan omong kosong belaka? Padahal setelah itu engkau harus menebusnya dengan penderitaan yang begitu mahal.

Seandainya dulu ketika dia merayumu, engkau tolak dengan sikap tegas, engkau alihkan pandanganmu dari pandangannya, jika masih saja mereka menggodamu dengan menggunakan kata-kata yang tidak pantas dan menggunakan tangannya, cepat-cepat engkau lepas sepatu dan pukulkan ke kepalanya…kalau engkau lakukan itu mungkin semua orang di tempat itu akan serentak menolongmu. Sesudah itu…dia akan ngeri mengganggu wanita-wanita terhormat di jalan.

Wahai putriku…engkau remaja cantik, banyak pemuda yang tertarik dan mengharapkan engkau. Putriku…kecantikanmu yang seperti sekarang ini apakah akan bertahan terus? Bagaimana nasibmu nanti setelah tua? Ketika mukamu keriput dan punggungmu melengkung putriku? Siapa nanti yang mengurusimu? Siapa yang ketika itu memperhatikan nasibmu, putriku..?

Wahai putriku…Laki-laki yang baik dan sholeh akan datang kepadamu, dengan segala kerendahan hati, memohonkan maaf, menawarkan kepadamu hubungan yang halal dan terhormat. Ia datang untuk meminangmu dan menikahimu, putriku.

Seorang gadis betapapun tinggi kedudukannya, betapapun banyak hartanya, betapa hebat ketenaran dan pengaruhnya, dia pasti mempunyai cita-cita mencapai kebahagiaan yang tinggi yaitu mempunyai suami, menjadi istri yang sholihah, terhormat dan menjadi ibu yang baik bagi anak-anaknya. Apakah engkau mempunyai cita-cita seperti itu wahai putriku?

Wahai putriku…. pernikahan adalah cita-cita yang tinggi dan mulia bagi wanita. Jabatan wanita yang tinggi, apakah dia anggota parlemen, menteri atau bahkan presiden, tetap masih dibawah tingkat istri yang sholihah, putriku.

Wahai putriku…laki-laki(baik laki-laki yang sholih maupun laki-laki preman) pada dasarnya akan mencari wanita terhormat dan sholihah dan bukan wanita yang tidak menjaga kehormatannya. Laki-laki yang baik, pasti tidak rela melihat anak-anaknya keluar dari perut ibu yang tercela akhlaknya apalagi membesarkannya dan mendidiknya.

Wahai putriku…engkau dapat melakukan secara bertahap. Aku tidak mengharap engkau melakukan lompatan besar, putriku. Bukanlah yang aku inginkan sekali nasihat engkau terus melompat menjadi muslimah sejati, segalanya dengan wajar, perlahan dan mencapai sasaran.

Wahai putriku…biasanya, mustahil dengan memberi sekali pengertian kemudian berubah haluan. Seperti malam gelap gulita dan siang terang benderang. Allah tidak merubahnya dalam sekejap, tetapi dengan perlahan-lahan siang masuk ke dalam malam secara perlahan manusia merasakannya.
darmawajah
beautiful and sholihah

Putriku…kembalilah kepada kebaikan selangkah demi selangkah, sebagaimana engkau sebelumnya sedikit demi sedikit menuju kepada keburukan.

Wahai putriku…mulailah sedikit demi sedikit memanjangkan pakaian, di kaki dan di lengan, menjauhi pergaulan bebas, mengurangi berbuat dosa kepada Allah, dan sedikit demi sedikit merubah sikap dan akhlakmu. Dengan bersabar, berjalan pelan pelan, putriku. Dan setelah engkau menjadi baik maka jagalah dan istiqomahlah.

Wahai putriku…itulah nasihatku yang haq dan benar. Semoga engkau mau mendengarnya. Jangan engkau dengar omongan orang lain yang mengajak kepada kelalaian. Hanya di tanganmu wahai putriku, bukan di tangan kaum pria. Hanya di tanganmu saja kunci pintu kebaikan. Kalau engkau mau memperbaiki dirimu, maka seluruh umat akan menjadi baik wahai putriku. Wallahu a’lam.

Sumber: “Kepada putra-putriku”
Ali Ath Thontowi , (resume)

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

15 komentar

  1. mendidik anak wanita itu mendidik sebuah keluarga

    BalasHapus
  2. wah,,,nasehat yang belum tentu semua orangtua menyadari hal itu,,penting buat pelajaran hari ini saya dapet pelajaran dan pengalaman baru dari sobat. mantab sob...

    BalasHapus
  3. Nasihat yang bagus untuk putrinya, kunjungan balik dari blog Seputar Akuntansi...

    BalasHapus
  4. jadi merinding bacanya pak, terharu saya :)

    BalasHapus
  5. @Aldio Blog saya juga merinding dengan tingkah laku anak zaman sekarang. apalagi saya punya 2 bidadari kecil.

    BalasHapus
  6. subhanallah... putrinya bapak namanya siapa pak? sangat beruntung putri anda diberada ditengah tengah keluarga religius. semoga tumbuh jadi anak solehah... amin

    BalasHapus
  7. Alhamdu lillah saya menemukan artikel ini, sangat baik untuk nuturi anak putu
    Makasih

    BalasHapus
  8. @Campoeng Cmoneng hanya menyebarkan nasihat dari ulama, demi kebaikan dan masa depan muslimah.

    BalasHapus
  9. Terima kasih mas atas artikel yang sangat bermanfaat dan pesan2 didalam nya.. sungguh benar adanya :')

    BalasHapus
  10. Nasehat Yang sungguh bermanfaat bagi saya yang belum menjadi bapak :) Salam kenal :)

    BalasHapus
  11. bisa jadi nasihat untuk kita semua..:)

    BalasHapus
  12. smg anakx jd anak yg sholeh ya pak, Aamiin...

    BalasHapus
  13. nasihat yang membuat hati kita terenyuh

    BalasHapus
  14. Wahhh jadi ortu yg baik dehhh,, hehehe,, unyu juga anaknya nihh :)

    List backlink yahh :)

    © OFFICIAL PARTNER

    BalasHapus

Terima kasih telah mengunjungi blog ini. Tulis komentar dan saran dengan bijak, bersama kita menebar manfaat dan kebaikan.