Pemberitaan dengan opini negasi dan menyudutkan rohis dilakukan metro TV melalui tayangan grafis berjudul pola rekrutmen teroris muda dengan memberikan warning pada foot-nya "Awas generasi baru teroris". Salah satu pola perekrutan pada tayangan tersebut adalah melalui kegiatan ekstrakurikuler masjid-masjid di sekolah.
Hal tersebut kontan menyulut protes masyarakat terutama dari aktivis yang berasal dari kerohanian islam di sekolah maupun kampus. Tersirat dengan jelas bahwa pola yang dimaksud memang mengarah pada lembaga kerohanian islam, bahkan menurut rekaman yang dimiliki KPI bahwa narasumber dalam acara tersebut memang menyatakan secara lisan "rohis".
Secara pribadi, saya termasuk yang pernah merasakan berkecimpung dalam kerohanian islam, merasakan nikmatnya menimba ilmu keagamaan ditengah minimnya siraman rohani pada lembaga formal karena jam-nya pun terbatas. Baru mulai bisa membaca al quran walau terbata-bata dan coba mempelajari jerih payah para pendahulu agama ini yang dengan susah payah menegakkan islam.
Pernyataan dari saya " Saya alumni rohis, dan saya bukan teroris " dan saya tidak akan mengajarkan dan mewariskan kepada tiga anak saya untuk menjadi teroris. Islam itu lebih indah dari yang anda bayangkan.
Bener mas, saat itu berita di stasiun tv tersebut benar2 menyudutkan dan mengatakan secara tidak langsung kalau perekrutan generasi teroris baru bisa melalui kegiatan ekskul di mesjid.. hmmm... jd kurang suka lg dengan stasiun tv yg 1 ini.. :3
Bener mas, saat itu berita di stasiun tv tersebut benar2 menyudutkan dan mengatakan secara tidak langsung kalau perekrutan generasi teroris baru bisa melalui kegiatan ekskul di mesjid.. hmmm... jd kurang suka lg dengan stasiun tv yg 1 ini.. :3
BalasHapuskadang tindakan segelintir orang memang membuat banyak orang jadi malu untuk mengakui keagamaannya. sebuah realitas satir negeri ini..
BalasHapuspara pionir dan pengawal kebaikan dibutuhkan di negeri ini ditengah berbagai pemberitaan yang memilukan dan menyayat hati.
BalasHapus