Belajar Akuntansi

Jika sebagai pengusaha, tentunya anda ingin mengetahui seberapa besar kinerja keuangan usaha yang anda miliki. Anda dapat membayar seorang akuntan untuk mengerjakan catatan historis keuangan dan melaporkannya kepada anda, maka "raport merah hitam" telah tersedia di meja untuk dibaca dan di analisis.

Hasil laporannya itu adalah Laporan Keuangan, diantaranya berbentuk;

  • Laporan Laba Rugi yang memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam meraih keuntungan. Teknisnya menggambarkan semua pendapatan / omzet usaha yang terjadi dan juga biaya atau pengeluaran ekonomis apa saja yang dilakukan oleh perusahaan dalam kegiatan usahanya.
  • Neraca, berisikan daftar Harta yang menjadi hak dan dimiliki perusahaan. Semua harta tersebut diperoleh melalui aktivitas yang menimbulkan hutang / kewajiban atau berasal dari Modal / Ekuitas pemilik usaha karena investasi pemilik maupun aktivitas usahanya.

Namun demikian, bagi orang seperti saya yang pernah mencoba merintis usaha, mempekerjakan akuntan yang profesional bisa jadi suatu hal yang memerlukan banyak pertimbangan (salah satunya pertimbangan kemampuan dalam menggajinya he...he...). Pada kesempatan ini saya mencoba membagi sedikit pengetahuan saat masih menjadi guru sekolah berkenaan dengan dasar akuntansi.

Kita mulai mempelajari akuntansi dengan satu rumus sederhana, yakni:

Kaidah Persamaan Dasar Akuntansi menjadi acuan dalam mencatatnya: Harta = Hutang + Modal. Persamaan yang simpel yang berarti Harta / Kekayaan yang dimiliki berasal dari Modal pemilik atau berasal dari ngutang atau kombinasi keduanya.

Modal berarti perkembangan investasi si pemilik bersamaan melalui perputaran bisnisnya. Contoh perputaran bisnis yang simpel untuk perusahaan jasa, bahwa:

  • segala pendapatan jasa akan menambah modal, seperti order jasa yang telah diselesaikan dengan pembayaran yang diterima tunai maupun ditangguhkan menjadi piutang usaha.
  • semua beban / biaya akan mengurangi modal seperti membayar gaji pegawai.
  • dan jika pemilik pada perusahaan perseorangan melakukan pengambilan pribadi (prive) berupa uang tunai maupun bentuk harta lainnya juga akan berdampak mengurangi modalnya.

Setiap transaksi yang terjadi  akan mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan.  Secara teknis, setiap transaksi harus dianalisis bagaimana cara mencatatnya karena tiap transaksi bisa berbeda pencatatannya. 

Langkah berikut kita coba memahaminya melalui beberapa transaksi sederhana yang terjadi dan kita catat melalui persamaan dasar akuntansi. Transaksi-transaksi yang terjadi sebagai berikut:       

  1. Pemilik menyetorkan uangnya Rp. 2.000.000 sebagai modal atau investasi pendirian usaha
  2. Membeli Peralatan secara tunai Rp. 600.000
  3. Anggap usaha telah berjalan kemudian diterima uang selama periode sebulan atas jasa servis yang selesai Rp. 1.000.000
  4. Membayar gaji pegawai Rp. 500.000
  5. Membayar tagihan listrik Rp. 100.000

Kegiatan pendirian perusahaan dan pembelian harta / asset agar kegiatan usaha dapat dilakukan ditunjukkan oleh transaksi nomor 1 & 2. Transaksi tersebut akan terekam diperlihatkan pada Neraca. Sedangkan kegiatan usaha yang diperlihatkan nomor 3, 4 dan 5 akan ditunjukkan oleh Laporan Laba Rugi.

Kita lanjut teknis mencatatnya, kita akan mencatat setiap transaksi pada akun-akun tertentu. Akun merupakan tempat menampung catatan aktivitas yang disusun secara kronologis. Contoh akun misalkan Kas, Piutang usaha, pendapatan jasa, beban gaji.

Transaksi 1:  Anda sebagai pemilik perusahaan ( perusahaan perseorangan) menyetorkan uang sebesar Rp. 2.000.000,- . Berarti perusahaan yang sebelumnya tidak memiliki apa-apa, sekarang memiliki harta berupa uang tunai maka gunakan akun Kas untuk mencatatnya. Lalu Harta yang tercatat dalam akun Kas tersebut berasal dari mana ? hutang-kah (eksternal) atau Modal-kah (internal). Tentu saja kita pilih Modal dengan menggunakan akun Modal Anda.

Transaksi 2: Dengan Kas (uang tunai) yang dimiliki perusahaan, dilakukan pembelian peralatan  seharga Rp. 600.000,-. Berarti ada konversi harta berupa kas menjadi harta baru yakni Peralatan. Kas berkurang Rp. 600.000 dan berganti wujud menjadi akun Peralatan senilai Rp, 600.000

Transaksi 3: Anggaplah suatu hari perusahaan anda sudah menghasilkan berupa order jasa yang telah diselesaikan senilai Rp. 1.000.000 dan anda menerima semuanya secara tunai dari konsumen. Berarti ada uang masuk (bertambah) dicatat dalam akun Kas senilai Rp. 1.000.000 Lalu apa lagi yang perlu dicatat ? bagian Hutang-kah atau Modal. Tentu saja Modal, ingat modal dipengaruhi oleh kegiatan operasional usaha perusahaan salah satunya adalah dari pendapatan. Akun yang digunakan adalah Pendapatan Jasa, yang serta merta akan menambah modal.

Transaksi 4: Anda harus membayar gaji pegawai pada akhir bulan. Uang yang dikeluarkan untuk keperluan ini Rp. 500.000,-. Bagaimana mencatatnya ? Betul, Akun Kas pada bagian Harta berkurang Rp. 500.000,-  Dan Modal anda berkurang karena kegiatan operasional usaha untuk membayar gaji tersebut, kita dapat menggunakan akun Beban Gaji.

Transaksi 5: Hampir mirip dengan transaksi 4, transaksi 5 perusahaan mengeluarkan biaya operasional berupa listrik. Akun Kas pada bagian Harta berkurang Rp. 100.000,- Dan Modal anda berkurang karena kegiatan operasional usaha untuk membayar listrik, kita gunakan akun beban listrik.

Transaksi 4 dan 5 adalah contoh kecil dari jenis beban / biaya, tentunya ada berbagai variasi biaya yang dapat terjadi pada suatu perusahaan. Misalkan jika terjadi pengeluaran transportasi maka kita akan buat sendiri akun beban transportasi yang khusus mencatat pengeluaran operasional berupa transportasi saja. Demikian jika terjadi pengeluaran telepon, kita buat akun beban telepon.

Nah, dari kelima transaksi yang terjadi diatas, kitapun dapat menyusunnya dalam Laporan Keuangan.



Share this

Related Posts

Previous
Next Post »
Give us your opinion

Terima kasih telah mengunjungi blog ini. Tulis komentar dan saran dengan bijak, bersama kita menebar manfaat dan kebaikan.