Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak, tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai makhluk sosial. Dalam keluarga umumnya anak ada dalam hubungan interaksi yang intim. Keluarga memberikan dasar pembentukan tingkah laku, watak, moral, dan pendidikan anak. 1
Secara kuantitas waktu dan interaksi normalnya, anak berada dalam lingkungan keluarga akan lebih banyak dibandingkan dengan lingkungan lainnya. Namun demikian, pesatnya dunia maya dan gawai dalam genggamannya menjadi tantangan bagi keluarga dalam mengelola pengaruh gawai dalam perilaku dan kebiasaan anak.
Al Quran mengingatkan, " Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. ". 2
Peringatan dari Pencipta manusia agar di dalam keluarga saling menjaga dan melindungi dengan memurnikan tauhid tanpa menyekutukannya dengan apapun, mentaati perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya sehingga terbebas dari siksa api neraka.
Oleh karena itu diperlukan momen kebersamaan untuk selalu saling menjaga dan mengingatkan. Era digital dengan penggunaan gawai yang lebih masif menjadi tantangan tersendiri. Apakah ia akan menjauhkan interaksi antara anggota keluarga atau dapat dimanfaatkan untuk tetap menjaga keintiman keluarga.
Salah satu momen yang bisa diupayakan adalah dengan membentuk kajian mini Quran secara online. Tentunya hal ini tidak bisa sepenuhnya menggantikan kajian interaksi tatap muka, apalagi yang mampu menghadirkan ustadz dan ulama yang wara', takut kepada Allah SWT dan ilmu yang lebih mumpuni.
Daftar Pustaka:
- Kartini Kartono, Peran Keluarga Memandu Anak, (Jakarta : Rajawali Press, 1992), Cet. Ke-2, hal. 19
- QS At Tahrim ayat 6