Tafsir Surat Al Fatihah

Oleh : Sigit Pranowo, Lc.

    Surat yang diturunkan di Mekah ini mengandung prinsip-prinsip dari agama Islam berupa aqidah tauhid yang seharusnya dimiliki oleh seorang muslim. Kemudian disisi lain bahwa diulang-ulangnya surat ini minimal tujuh belas kali dalam sehari semalam serta tidak sahnya sholat seseorang yang tidak membacanya menunjukan bahwa surat ini merupakan pokok-pokok dari ajaran Islam.

Diantara nama-nama Al Fatihah :
  1. Fatihah Al Kitab ; karena surat ini mengawali Al Quran.
  2. Ummul Kitab dan Ummul Quran ; karena makna-makna dalam Al Quran kembali kepada surat ini.
  3. As-sb’ul Matsani (tujuh ayat yang diulang-ulang).
  4. Al Quran Al Azhim.
  5. Asy-syifa’ ; dalam satu riwayat : “Fatihah Al Kitab (adalah) obat dari segala jenis racun).
  6. Asas Al Quran.
  7. Ar-ruqyah (jampi).


Ayat 1.  بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ [١:١]
Artinya : “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

    Permulaan dengan basmalah adalah adab yang diwahyukan Allah kepada Nabi-Nya pada permulaan turunnya Al Quran, berdasarkan firman-Nya : “Bacalah dengan menyebut nama Tuhan-Nya” (QS. Al ‘Alaq). Dan hal ini sesuai dengan prinsip ajaran Islam, bahwasanya Allah itu Yang Awal dan Yang Akhir seperti dalam firman Allah surat Al Hadid : 3.
    Kemudian dalam permulaan ini Allah menyifati diri-Nya dengan “Arrahman dan Arrohim”. Keduanya mengandung pengertian rahmat, meskipun Arrahman lebih luas dari Arrahim.


Ayat 2.  الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ [١:٢]
Artinya : “Segala puji bagi Allah Rabb semesta Alam”   
    
“Alhamdulillah” berarti perasaan syukur yang tulus hanya kepada-Nya atas segala nikmat-Nya yang tak terhingga, maka hanya kepada-Nya lah segala puji baik awal dan akhir.
“Arrobb” berarti raja atau penguasa yang memiliki hak memperlakukan setiap miliknya sesuai dengan kehendaknya.
“Al’alamin” adalah bentuk jama’ dari alam yang berarti segala ssesuatu yang ada selain Allah swt.


Ayat 3.  الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ [١:٣]
Artinya : “Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Arrahman adalah bagi seluruh makhluk-Nya sementara Arrahim khusus bagi orang-orang beriman.


Ayat 4.   مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ [١:٤]
Artinya : “Yang menguasai hari pembalasan”.

“Malik” berarti raja yang merupakan kedudukan tertinggi dalam suatu pemerintahan yang berdaulat.
“Yaumiddin” adalah hari pembalasan di akherat kelak.
    Adapun disandarkannya kata “yaumiddin” kepada kata “Malik” karena tidak ada satu makhluk pun yang bisa berbicara kecuali dengan idzin-Nya dan tidak sesuatu pun yang mampu berkuasa pada hari itu kecuali diri-Nya.
    Kepercayaan terhadap hari pembalasan adalah suatu asas prinsipil dari aqidah Islam yang universal, yang mengandung suatu nilai dalam kaitannya dengan pandangan hati dan akal manusia terhdap alam lain setelah alam dunia ini, sehingga ia tidak diperdayai oleh keinginan dan kepentingan duniawinya.


Ayat 5.  إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ [١:٥]
Artinya : “Hanya kepada-Mu lah kami menyembah dan hanya kepada-Mu lah kami memohon pertolongan”.

    Inilah prinsip aqidah yang bersumber dari beberapa prinsip terdahulu didalam surat ini. Maka, tidak ada ibadah kecuali hanya bagi Allah dan tidak ada permohonan tolong melainkan hanya kepada-Nya.
    Ibadah berarti ketundukan, yang dalam syariat berarti segala sesuatu yang mencakup kesempurnaan mahabbah (cinta), khudhu’ (ketundukan) dan khouf (rasa takut).
“Iyyaka na’bu” adalah symbol kebebasan dari kesyirikan dan “Iyyaka nasta’in” adalah symbol kebebasan dari segala daya, upaya dan kekuatan untuk kemudian hanya menyandarkanya kepada Allah.


Ayat 6.   اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ [١:٦]
Artinya : “Tunjukilah kami jalan yang lurus

“Ihdinassyirothol mustaqim” mengandung pengertian berilah kepada kami taufiq agar kami mengenal jalan yang lurus menuju Allah, serta taufiq agar bisa istiqomah diatasnya setelah mengenalnya.


Ayat 7.   صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ [١:٧]
Artinya : “(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan) orang-orang yang Engkau murkai dan bukan pula (jalan orang-orang) yang sesat.”

    Ayat ini merupakan tafsir (penjelasan) dari ayat sebelumnya. Sementara orang-orang yang telah diberi nikmat adalah para nabi, shiddiq, syuhada, dan sholihin.
    Adapun orang-orang yang dimurkai adalah mereka yang sudah mengerti jalan yang benar tetapi kemudian mereka menyeleweng dari padanya, dan ini ditujukan kepada orang-orang Yahudi. Sedangkan orang-orang yang sesat dikarenakan mereka menyimpang dari kebenaran hingga sama sekali mereka tidak mendapatkan hidayah, dan ditujukan kepada orang-orang Nasrani.

    Demikianlah sekilas tafsir dari surat yang senantiasa kita ulang-ulang dalam sholat kita dan yang merupakan induk dari Al Quran Kitab suci kita, kaum muslimin.

Terimakasih telah membaca artikel  Tafsir Surat Al Fatihah

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

3 komentar

  1. aku pernah dengar sob,..dari ustadz kalau bagian dari Al Fatehah yang orang lalai didalamnya adalah pada kalimat "Hanya kepada-Mu lah kami menyembah dan hanya kepada-Mu lah kami memohon pertolongan”.
    kalau tasdiknya tidak jelas bisa merubah makna ayat tersebut menjadi "hanya kepada matahari kami menyembah dan hanya kepada mataharilah kami meminta pertolongan",menurut sobat gimana,...

    BalasHapus
  2. @Zulham-9179 cukup banyak blog yang membahas kesalahan dalam membaca al fatihah, diantaranya kesalahan membaca alhamdulillah jika tanpa tasdid alhamdulilah bisa bermakna syetan.

    zukaa'=matahari, kalau tanpa tasdid bermakna matahari belum nemu sob artinya.

    tapi menurut hemat sy, belajar... dan belajar lg dan memohon ampun pd Allah SWT atas kesalahan yang tidak kita sengaja. Bahasa arab sensi juga soalnya.

    BalasHapus
  3. soal matahari itu berarti aku salah dengar,...tapi pada intinya aku pikir bahwa bahasa arab adalah bahasa yang teramat khusus,salah pengucapan bisa merubah makna yang terkandung dalam setiap kata2nya
    mampir lagi di blog aku ya,..

    BalasHapus

Terima kasih telah mengunjungi blog ini. Tulis komentar dan saran dengan bijak, bersama kita menebar manfaat dan kebaikan.