Barangkali anda juga pernah melihat manusia-manusia seumur pak tua penjual rambutan berjalan menuju pasar untuk melakukan kegiatan yang sama. Bahkan bisa jadi dagangannya lebih banyak dan lebih berat yang harus dibawa berjalan bersamanya.
Usia produktif terasa menjadi lebih panjang pada negara berkembang atau bisa dikatakan miskin, maka saat umur sudah senja-pun masih melakukan kegiatan pemenuhan kebutuhan hidup. Potret kehidupan ini merupakan bagian dari album foto besar negara yang telah merdeka lebih dari 60 tahun ini.
Tentunya buat apa mereka yang tua berjualan jika anak-anaknya atau saudaranya sudah mampu, mapan dan sejahtera. Dengan rata-rata pendapatan per kapita yang masih kecil, tingkat inflasi dan pemerataan pendapatan yang timpang menjadikan lingkungan terdekat rata-rata senasib dengannya dalam hal kesejahteraan.
Siapa yang harus peduli ?
Kepedulian menjadi jembatan antara mereka yang kaya dengan yang miskin, beruntung dengan yang tidak beruntung dan memupuk kasih sayang dari yang muda kepada yang sudah tua.
Sudahkan kepedulian menjadi budaya ? dibangkitkan melalui pendidikan, penanaman dan dibiasakan dalam keseharian. Jangan lupa, juga dicontohkan melalui perilaku para pemegang amanah negara.
Tanggung jawab pemuda diharapkan dapat mengubah menjadi lebih baik, karena memiliki usia dan asumsi produktivitas tinggi dan investasi berharga masa depan.
Bagaimana jika yang muda sudah tidak peduli ?. Terjebak dengan nafsu mudanya yang tidak terkendali.
Ada yang berkutat dengan tawuran ... dengan resiko mati muda.
Ada yang berada di dunia halusinasi melalui kubangan narkoba. Narkoba menjadi obat awet muda yang mujarab, tidak akan merasakan menjadi tua karena resiko mati muda.
Ada ... dan ... ada lagi ...
Semoga ada yang masih sholeh, memanfaatkan masa emas di usia mudanya ...
harusnya yang muda lebih bersemangat dari yang tua ya sob.. dan yang muda juga harus lebih peduli dari yang tua..
BalasHapus@Maz Brams bener sob, yang muda masih bisa full speed
BalasHapusPostingan yang bagus gan, ane udah follow blognya FOLLOWback di www.baru-terupdate.blogspot.com
BalasHapus@Yulio adi candra uda follback mazbro, btw sekedar saran jangan mencantumkan link aktif di isi komen, khawatir dianggap nye-pam sama om google.
BalasHapusitu tempat duduknya gak salah tempel tuh,,,hehee,,
BalasHapus@Ants⚜Kaka iya kali sob atau kurang gede ya
BalasHapustulisanx menggugah pak, emank jarang banget yg muda yg bertaqwa yg paling bnyk tuk yg muda yg bermaksiat *miris
BalasHapuskunjungan perdana sob :) sambil baca2
BalasHapusvisit n koment back y dblogq :)
skalian follow blogq y ntar ak folback
@Rohis Facebook rasanya menjadi penting untuk saling mengingatkan dan menjaga
BalasHapus@Achsan MassiveBjn udah di foll mas bro, cek it
BalasHapustempt duduk kusus lansia tp yang lansia malah duduk dibawah
BalasHapus.. bener banget. terkadang pertanyaan kyk gitu akan terlontar pada waktu melihat orang tua yg masih berjuang untuk mendapatkan duit. padahal masa tua itu adalah masa dimana kita hanya menikmati atas jerih payahnya selama dimasa muda. namun ya gimana lagi. kalo kondisinya emank kayak gitu. huhh. smoga aja mamah n papah aq kelak dimasa tuanya hanya menikmati kebahagiaan aja. aamiin,, ..
BalasHapusPeran orang tua insyaallah obat yang paling mujarab, untuk mengatasi masalah tsb...
BalasHapuskalau keluarga bisa menjadi madrasah pertama yang menanamkan kebaikan n kesolehan, ibu adalah guru terbaik yang ditangannyalah anak-anak menjadi sukses atau sebaliknya, salam blog walking mas, mampir juga yah di blog ane...
@Neyha miris ya sob. sad but true
BalasHapus@♥VPie◥♀◤MahaDhifa♥ amin, semoga kita dapat mengoptimalkan semua potensi
BalasHapus@Surya betul sob rumah tangga sebagai pilar utama, juga perlu di support oleh rumah tangga besar yakni negara
BalasHapus