Kiamat sebagai akhir kehidupan dan kehancuran alam semesta merupakan salah satu rukun iman yang harus diyakini oleh setiap pemeluk agama Islam. Meskipun tak ada yang tahu pasti kapan terjadinya, berbagai keterangan dalam Alquran dan hadits menerangkan tanda-tanda kedatangan hari kiamat.
Tanda-tanda kedatangan hari kiamat baik yang besar (kubra) maupun kecil (sughra), diantaranya sedikitnya orang amanah, semakin sedikitnya ulama atau panutan agama, hewan-hewan semakin memunah, keadilan tak lagi ditegakkan, orang-orang semakin jauh dari norma agama, dan puncaknya adalah kemunculan Imam Mahdi dan Dajjal.
Dajjal merupakan fitnah besar yang kedatangannya diingatkan oleh Rasulullah, sehingga kaum muslimin tidak terpedaya olehnya.
“Wahai manusia, sesungguhnya tidak ada makhluk di muka bumi ini sejak Allah menciptakan Adam sampai hari kiamat yang fitnahnya lebih besar daripada Dajjal.” (HR. Muslim no. 2946)
Imam al-Qurthubi rahimahullah menyebutkan dalam kitab beliau, at-Tadzkirah, bahwa lafaz Dajjal dipakai untuk sepuluh makna. Di antaranya, kadzdzab (tukang dusta), mumawwih (yang menipu manusia).
Dajjal dijelaskan Nabi Muhammad sebagai ‘seorang yang sakti’, bisa menghidupkan manusia setelah membunuhnya. Tapi, Nabi menegaskan bahwa Dajjal tidak bisa melakukan lebih dari pada itu. Juga tidak bisa menguasai manusia lainnya.
Cobaan Dajjal lainnya ia membawa surga dan neraka. Neraka Dajjal adalah surga, sedangkan surga Dajjal adalah neraka. Barangsiapa diuji dengan neraka Dajjal, hendaklah ia memejamkan mata dan meminta pertolongan kepada Allah, niscaya neraka itu menjadi dingin dan menyelamatkan, sebagaimana api menjadi dingin dan menyelamatkan Ibrahim As.
Adapun ciri fisiknya adalah; “Tidak ada seorang nabi pun kecuali memperingatkan umatnya dari Dajjal yang buta salah satu matanya lagi pendusta. Ketahuilah, dia buta. Adapun Rabb kalian tidaklah demikian. Tertulis di antara dua mata Dajjal: ك ف ر–yakni kafir.” (HR. al-Bukhari dan Muslim no. 2933 dari Anas bin Malik ra)
Saat Dajjal sudah muncul di tengah kehidupan umat manusia, umat Muslim dilarang untuk mendekati keberadaannya dan sebisa mungkin menjauhinya, meski hingga ke daerah pegunungan. Walaupun seseorang tersebut memiliki ilmu dan iman yang kebal sekalipun, dikhawatirkan tidak akan mampu mengalahkan fitnah Dajjal, karena dahsyatnya syubhat yang diciptakannya.
Amalan lainnya untuk membentengi dari fitnahnya adalah dengan mengamalkan 10 ayat awal surat al kahfi. Dari Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Siapa yang menghafal sepuluh ayat pertama dari surat Al-Kahfi, maka ia akan terlindungi dari Dajjal.” (HR. Muslim no. 809)
Imam Nawawi berkata, “Ada ulama yang mengatakan bahwa sebab mendapatkan keutamaan seperti itu adalah karena di awal surat Al-Kahfi terdapat hal-hal menakjubkan dan tanda kekuasaan Allah SWT. Tentu saja siapa yang merenungkannya dengan benar, maka ia tidak akan terpengaruh dengan fitnah Dajjal.